Psikologi Perkembangan Anak
Latar
Belakang
Perkembangan anak penting dijadikan
perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan memengaruhi
kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari
perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan
tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka. Orangtua juga yang akan mengalami penyesalan
yang mendalam pada masa yang akan datang.
Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan.
Psikologi perkembangan didefinisikan sebagai bagian psikologi yang secara
khusus mempelajari pertumbuhan dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun
psikososial manusia sejak masa konsepsi sampai kematiannya. Dalam hal ini,
psikologi perkembangan manusia meliputi masa prenatal, bayi, anak-anak, remaja,
dewasa muda, dewasa madya, dewasa akhir(lansia) dan kematiannya (Mulyadi,
2007).
Psikologi Anak
Psikologi
anak. Psikologi anak ini secara khusus mempelajari bagian perkembangan pada
anak yang dimulai dari perkembangan masa konsepsi, prenatal serta kelahiran
seorang bayi sampai usia 12 tahun. Dalam konsep ilmu psikologi anak, yang
dimaksud dengan anak ialah mereka yang sedang berada dalam perkembangan masa
prenatal, lahir, bayi, atitama (anak tiga tahun pertama), alitama (anak lima
tahun pertama), dan anak tengah (usia 6-12 tahun). Ciri khusus perkembangan
anak ialah perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan
mudah diamati secara kuantitaif maupun kualitatif (Agoes dikutip dalam Berk,
2007)
Maka dapat disimpulkan bahwa psikologi
perkembangan anak adalah psikologi yang secara khusus mempelajari pertumbuhan
dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa
konsepsi sampai kematiannya sedangkan psikologi anak adalah mereka yang sedang
berada dalam perkembangan masa prenatal, lahir, bayi, atitama (anak tiga tahun
pertama), alitama (anak lima tahun pertama), dan anak tengah (usia 6-12 tahun).
Ciri khusus perkembangan anak ialah perkembangan aspek-aspek psikis yang
bersifat progresif, cepat dan mudah diamati secara kuantitaif maupun
kualitatif.
Tahap-tahapan Perkembangan Anak
Tahapan konseptual. Tahapan
ini menjelaskan bahwa usia dari 0 tahun sampai dengan 4 tahun, diawali dengan
pengalaman anak terhadap benda dan bentuk lainnya yang akan memberikan
pengertian. Pusat perhatian pada masa ini adalah membentuk tingkat pengertian
anak (Baradja, 2005, h. 89).
Tahapan perseptual. Tahapan
ini menjelaskan bahwa usia anak 4 tahun sampai dengan 6 tahun, dengan memasuki
pengertian terhadap dirinya dan orang lain (lingkungannya), yang akan
memberikan anak untuk dapat menanggapi apa yang didengar, dilihat, dan
dirasakan (Baradja, 2005, h. 89).
Tahapan
konkritual. Tahapan ini menjelaskan bahwa anak memasuki usia 6 tahun sampai
dengan 8 tahun, dimana tanggapan anak bukan lagi suatu yang dilihat dan
didengar dan dirasakan atas dirinya, tetapi anak sudah melihat sesuatu itu
terjadi atau tidak terjadi. Melihat dan mendengar sesuatu dengan kenyataan atau
memang benar-benar ada dan terjadi (Baradja, 2005, h. 90).
Tahapan katarsis emosional.
Tahapan ini menjelaskan bahwa usianya 8 sampai dengan 10 tahun, anak memasuki
kehdiupan yang real, jelas dan tantangan diri terhadap kenyataan bahwa ia bukan
lagi anak-anak dan belum memasuki orang dewasa, sehingga ia berusaha mencari
identitas dirinya. Masa inilah masa pencarian identitas dirinya (Baradja, 2005,
h. 90).
Tahapan motivasional.
Tahapan ini menjelaskan bahwa 10 sampai 13 tahun, saat mencari identitas
dirinya, anak mengeluarkan energi yang besar, sehingga potensi dasar
benar-benar keluar, maka saat itu motivasi untuk menjadi dirinya benar-benar
jelas, dorongan dari luarpun merupakan suatu harapan anak (Baradja, 2005, h.
90).
Tahapan stimulasi kognisi.
Tahapan ini menjelaskan bahwa usia 13 tahun sampai dewasa. Dimana anak telah
memasuki masa menjadi dirinya dan pencarian identitas diri yang telah jelas dan
terselesaikan. Kemudian berahli pada mencari bentuk diri, dengan mengadakan
identifiksi pada figure-figure yang telah menjadi idola dan kekagumannya, maka
anak berusaha menjadi dirinya dengan berbagai variasi identifikasi tersebut.
Saat ini anak akan bertindak dan beraktivitas dengan perencanaan yang jelas,
karena anak akan bertanggung jawab segala apa yang dilakukan dan diucapkannya (Baradja,
2005, h. 90).
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Perkembangan Anak
Faktor bawaan. Faktor
bawaan ini maksudnya adalah suatu kondisi yang ‘terberi’ sejak lahir, seperti
potensi kecerdasan, bakat, minat, dan kencederungan atau sifat yang diturunkan
dari orang tua. Atau sering disebut juga faktor turunan. Turunan ini mempunya
peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. warisan
atau turunan anak biasanya berasal dari kedua orang tuanya sebagian lagi
berasal dari kakek-neneknya dari kedua belah pihak ibu dan bapaknya (Nirwana,
2011, h. 158).
Faktor pengalaman. Faktor
pengalaman ini adalah suatu kondisi yang dialami anak sepanjang kehidupannya
baik dirumah, sekolah maupun lingkungan pergaulan diluar rumah. Setiap anak
mengembangkan pola perilaku yang unik sesuai dengan pengalamannya yang
berbeda-beda dalam pemenuhan dan pengembangan kebutuhannya, lingkungan mempunya
peranan yang cukup besar dalam membentuk perilaku anak (Nirwana, 2011, h. 158-159).
Fase-Fase dalam Perkembangan Moral
Anak
Moralitas pada anak 3 tahun. Anak
pada masa ini masih terlalu muda secara intelek, untuk menyadari dan
mengertikan bahwa sesuatu laku adalah tidak balik, kecuali bilamana hal itu
menimbulkan perasaan sakit. Pada umur 3 tahun, seandainya disipilin telah
ditanamkan dengan teratur pada si anak, ia akan mengetahui perbuatan apa yang
diperbolehkan dan karena itu benar, dan perbuatan apa yang tidak disetujui dan
karena itu salah (Gunarsa, 2003, h. 46-47).
Moralitas pada anak 3-6 tahun. Pada
masa ini dasar-dasar moralitas terhadap kelompok sosial harus sudah terbentuk.
Kepada si anak tidak lagi terus-menerus diterangkan mengapa perbuatan ini salah
atau benar, tetapi ia ditunjukkan bagaimana harus bertingkah laku. Pada umur 5
atau 6 tahun anak sudah harus patuh terhadap tuntutan atau aturan orang tua dan
lingkungan sosialnya. Ucapan-ucapan orang lain, yaitu (a) baik, (b) tidak
boleh, dan (c) nakal, akan diasosiakan si anak dengan konsep-konsep benar atau
salah (Gunarsa, 2003, h. 47).
Moralitas
pada anak umur 6 tahun sampai remaja. Pada masa ini baik anak laki-laki
maupun perempuan belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya. Dengan demikian nilai-nilai moral untuk sebagian
besar lebih banyak ditentukan oleh norma-norma yang terdapat di dalam lingkungan
kelompoknya. Pada umur 10 sampai 12 tahun anak dapat mengetahui dengan baik
alasan-alasan yang mendasari suatu peraturannya (Gunarsa, 2003, h. 47-48).
Model perkembangan yang dipengaruhi
lingkungan hidup.
Model psikoanalisa. Pada
model ini pengaruh orang tua terhadap kehidupan psikis anak pada tahun-tahun
pertama setelah kelahiran sangat besar dan sangat menentukn terhadap
perkembangan anak selanjutnya dikemudian hari (Gunarsa, 2003, h. 34).
Model belajar. Pada
model ini perkembangan diterangkan dengan teoir berlajar, misalnya
kondisioning, kemampuan pada anak atau aspek-aspek lain yang diperlihatkan
seorang ayah adalah hasil setelah mempelajari sesuatu tingkah laku adalah
produk belajar (Gunarsa, 2003, h. 34).
Model
sosialisasi. Pada model ini perkembangan dilihat sebagai hasil proses
sosialisasi. Proses sosialisasi terjadi baik langsung maupun tidak langsung
pada anak-anak dalam interaksinya dengan lingkungan sosial (Gunarsa, 2003, h.
34).
Simpulan
Psikologi perkembangan didefinisikan
sebagai bagian psikologi yang secara khusus mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa
konsepsi sampai kematiannya. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia
dewasa yang baik dan tidak bergantung atau menimbulkan masalah pada orang lain,
pada keluarga atau masyarakatnya.
Daftar Pustaka
Baradja, A.
(2005). Psikologi perkembangan: Tahapan-tahapan
& aspek-aspeknya. Di dalam dip studia (Ed.) Jakarta: Studia press.
Dariyo, A. (2007).
Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Di dalam A. Gunarsa (Ed.)
Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, S. D.
(2003). Psikologi perkembangan.
Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa, S. D.
(2003). Dasar dan teori perkembangan anak.
Jakarta: Gunung Mulia.
Nirwana, A. B.
(2011). Psikologi ibu, bayi dan anak.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar