Selasa, 11 November 2014

Tugas Akhir



Psikologi Perkembangan Anak
Latar Belakang
     Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan memengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.  Orangtua juga yang akan mengalami penyesalan yang mendalam pada masa yang akan datang.
Psikologi Perkembangan
     Psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan didefinisikan sebagai bagian psikologi yang secara khusus mempelajari pertumbuhan dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa konsepsi sampai kematiannya. Dalam hal ini, psikologi perkembangan manusia meliputi masa prenatal, bayi, anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa madya, dewasa akhir(lansia) dan kematiannya (Mulyadi, 2007).
Psikologi Anak
     Psikologi anak. Psikologi anak ini secara khusus mempelajari bagian perkembangan pada anak yang dimulai dari perkembangan masa konsepsi, prenatal serta kelahiran seorang bayi sampai usia 12 tahun. Dalam konsep ilmu psikologi anak, yang dimaksud dengan anak ialah mereka yang sedang berada dalam perkembangan masa prenatal, lahir, bayi, atitama (anak tiga tahun pertama), alitama (anak lima tahun pertama), dan anak tengah (usia 6-12 tahun). Ciri khusus perkembangan anak ialah perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan mudah diamati secara kuantitaif maupun kualitatif (Agoes dikutip dalam Berk, 2007)
     Maka dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan anak adalah psikologi yang secara khusus mempelajari pertumbuhan dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa konsepsi sampai kematiannya sedangkan psikologi anak adalah mereka yang sedang berada dalam perkembangan masa prenatal, lahir, bayi, atitama (anak tiga tahun pertama), alitama (anak lima tahun pertama), dan anak tengah (usia 6-12 tahun). Ciri khusus perkembangan anak ialah perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan mudah diamati secara kuantitaif maupun kualitatif.
Tahap-tahapan Perkembangan Anak
     Tahapan konseptual. Tahapan ini menjelaskan bahwa usia dari 0 tahun sampai dengan 4 tahun, diawali dengan pengalaman anak terhadap benda dan bentuk lainnya yang akan memberikan pengertian. Pusat perhatian pada masa ini adalah membentuk tingkat pengertian anak (Baradja, 2005, h. 89).
     Tahapan perseptual. Tahapan ini menjelaskan bahwa usia anak 4 tahun sampai dengan 6 tahun, dengan memasuki pengertian terhadap dirinya dan orang lain (lingkungannya), yang akan memberikan anak untuk dapat menanggapi apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan (Baradja, 2005, h. 89).
     Tahapan konkritual. Tahapan ini menjelaskan bahwa anak memasuki usia 6 tahun sampai dengan 8 tahun, dimana tanggapan anak bukan lagi suatu yang dilihat dan didengar dan dirasakan atas dirinya, tetapi anak sudah melihat sesuatu itu terjadi atau tidak terjadi. Melihat dan mendengar sesuatu dengan kenyataan atau memang benar-benar ada dan terjadi (Baradja, 2005, h. 90).
     Tahapan katarsis emosional. Tahapan ini menjelaskan bahwa usianya 8 sampai dengan 10 tahun, anak memasuki kehdiupan yang real, jelas dan tantangan diri terhadap kenyataan bahwa ia bukan lagi anak-anak dan belum memasuki orang dewasa, sehingga ia berusaha mencari identitas dirinya. Masa inilah masa pencarian identitas dirinya (Baradja, 2005, h. 90).
     Tahapan motivasional. Tahapan ini menjelaskan bahwa 10 sampai 13 tahun, saat mencari identitas dirinya, anak mengeluarkan energi yang besar, sehingga potensi dasar benar-benar keluar, maka saat itu motivasi untuk menjadi dirinya benar-benar jelas, dorongan dari luarpun merupakan suatu harapan anak (Baradja, 2005, h. 90).
     Tahapan stimulasi kognisi. Tahapan ini menjelaskan bahwa usia 13 tahun sampai dewasa. Dimana anak telah memasuki masa menjadi dirinya dan pencarian identitas diri yang telah jelas dan terselesaikan. Kemudian berahli pada mencari bentuk diri, dengan mengadakan identifiksi pada figure-figure yang telah menjadi idola dan kekagumannya, maka anak berusaha menjadi dirinya dengan berbagai variasi identifikasi tersebut. Saat ini anak akan bertindak dan beraktivitas dengan perencanaan yang jelas, karena anak akan bertanggung jawab segala apa yang dilakukan dan diucapkannya (Baradja, 2005, h. 90).
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Anak
     Faktor bawaan. Faktor bawaan ini maksudnya adalah suatu kondisi yang ‘terberi’ sejak lahir, seperti potensi kecerdasan, bakat, minat, dan kencederungan atau sifat yang diturunkan dari orang tua. Atau sering disebut juga faktor turunan. Turunan ini mempunya peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. warisan atau turunan anak biasanya berasal dari kedua orang tuanya sebagian lagi berasal dari kakek-neneknya dari kedua belah pihak ibu dan bapaknya (Nirwana, 2011, h. 158).
     Faktor pengalaman. Faktor pengalaman ini adalah suatu kondisi yang dialami anak sepanjang kehidupannya baik dirumah, sekolah maupun lingkungan pergaulan diluar rumah. Setiap anak mengembangkan pola perilaku yang unik sesuai dengan pengalamannya yang berbeda-beda dalam pemenuhan dan pengembangan kebutuhannya, lingkungan mempunya peranan yang cukup besar dalam membentuk perilaku anak (Nirwana, 2011, h. 158-159).
Fase-Fase dalam Perkembangan Moral Anak
     Moralitas pada anak 3 tahun. Anak pada masa ini masih terlalu muda secara intelek, untuk menyadari dan mengertikan bahwa sesuatu laku adalah tidak balik, kecuali bilamana hal itu menimbulkan perasaan sakit. Pada umur 3 tahun, seandainya disipilin telah ditanamkan dengan teratur pada si anak, ia akan mengetahui perbuatan apa yang diperbolehkan dan karena itu benar, dan perbuatan apa yang tidak disetujui dan karena itu salah (Gunarsa, 2003, h. 46-47).
     Moralitas pada anak 3-6 tahun. Pada masa ini dasar-dasar moralitas terhadap kelompok sosial harus sudah terbentuk. Kepada si anak tidak lagi terus-menerus diterangkan mengapa perbuatan ini salah atau benar, tetapi ia ditunjukkan bagaimana harus bertingkah laku. Pada umur 5 atau 6 tahun anak sudah harus patuh terhadap tuntutan atau aturan orang tua dan lingkungan sosialnya. Ucapan-ucapan orang lain, yaitu (a) baik, (b) tidak boleh, dan (c) nakal, akan diasosiakan si anak dengan konsep-konsep benar atau salah (Gunarsa, 2003, h. 47).
     Moralitas pada anak umur 6 tahun sampai remaja. Pada masa ini baik anak laki-laki maupun perempuan belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Dengan demikian nilai-nilai moral untuk sebagian besar lebih banyak ditentukan oleh norma-norma yang terdapat di dalam lingkungan kelompoknya. Pada umur 10 sampai 12 tahun anak dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan yang mendasari suatu peraturannya (Gunarsa, 2003, h. 47-48).
Model perkembangan yang dipengaruhi lingkungan hidup.
     Model psikoanalisa. Pada model ini pengaruh orang tua terhadap kehidupan psikis anak pada tahun-tahun pertama setelah kelahiran sangat besar dan sangat menentukn terhadap perkembangan anak selanjutnya dikemudian hari (Gunarsa, 2003, h. 34).
     Model belajar. Pada model ini perkembangan diterangkan dengan teoir berlajar, misalnya kondisioning, kemampuan pada anak atau aspek-aspek lain yang diperlihatkan seorang ayah adalah hasil setelah mempelajari sesuatu tingkah laku adalah produk belajar (Gunarsa, 2003, h. 34).
     Model sosialisasi. Pada model ini perkembangan dilihat sebagai hasil proses sosialisasi. Proses sosialisasi terjadi baik langsung maupun tidak langsung pada anak-anak dalam interaksinya dengan lingkungan sosial (Gunarsa, 2003, h. 34).

Simpulan
     Psikologi perkembangan didefinisikan sebagai bagian psikologi yang secara khusus mempelajari pertumbuhan dan perkembangan aspek fisik, kognitif maupun psikososial manusia sejak masa konsepsi sampai kematiannya. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang baik dan tidak bergantung atau menimbulkan masalah pada orang lain, pada keluarga atau masyarakatnya.



Daftar Pustaka
Baradja, A. (2005). Psikologi perkembangan: Tahapan-tahapan & aspek-aspeknya. Di dalam dip studia (Ed.) Jakarta: Studia press.
Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Di dalam A. Gunarsa (Ed.) Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, S. D. (2003). Psikologi perkembangan. Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa, S. D. (2003). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: Gunung Mulia.
Nirwana, A. B. (2011). Psikologi ibu, bayi dan anak. Yogyakarta: Nuha Medika.


Rabu, 05 November 2014

KBK Penulisan Ilmiah

Teknologi Komunikasi

Definisi Teknologi Komunikasi
     Teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi adalah perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lain (“Teknologi Komunikasi,” 2014).
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Teknologi komunikasi adalah suatu cara bagaimana menyampaikan informasi kepada pengguna agar bisa dimanfaatkan dengan baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 2013).
     Maka dapat disimpulkan teknologi komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.

Dampak Positif dan Negatif
      Dampak positif. Dampak positif teknologi komunikasi yaitu: (a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan; (b) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di manapun melalui internet; dan (c) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone (Citraindahsafitri, 2012).
      Dampak negatif. Dampak negatif teknologi komunikasi yaitu: (a) kecanduan bermain komputer dapat memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial; (b) Melalui internet berbagai materi bermuatan seks, dan kekerasan (“Dampak negatif teknologi informasi dan teknologi komunikasi bagi pelajar,” 2012).

Perbedaan Teknologi Komunikasi Zaman Dahulu dan Sekarang
     Teknologi Komunikasi Zaman Dahulu. Orang-orang zaman dahulu sudah menggunakan alat-alat komunikasi, namun alat-alatnya tidak secanggih sekarang. Pada zaman dahulu, orang menggunakan alat kentongan, tali, telik sandi, surat, dan kurir untuk berkomunikasi (“Perbedaan teknologi masa lalu dan masa sekarang,” 2014).
     Teknologi Zaman Sekarang. Zaman sekarang sudah ada alat komunikasi y
ang lebih canggih lagi. Alat komunikasi itu bernama internet. Peralatan yang dipakai untuk berkomunikasi melalui internet adalah komputer. Melalui internet itu kita dapat berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia. Kita juga dapat membaca berita, mengirim atau menerima gambar, dan surat melalui e-mail (“Perbedaan teknologi masa lalu dan masa sekarang,” 2014).


Kesimpulan
     Teknologi komunikasi merupakan hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Dampak positif, munculnya media massa khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Sedangkan dampak negatif, kecanduan bermain komputer dapat memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Alat-alat komunikasi zaman dahulu tidak secanggih zaman sekarang. Orang dahulu masih menggunakan alat komunkasi seperti kentongan, sedangkan orang zaman sekarang sudah mempunyai alat komunikasi yang lebih canggih, contohnya  seperti internet.




















Daftar Pustaka

Darmawan, H. (2012, 29 Januari). Dampak negatif teknologi informasi dan

     komunikasi bagi pelajar. Diunduh dari

     http://mostwantedpost.blogspot.com/2012/01/dampak-negatif-teknologi-

     informasi-dan.html

Safitiri, C. I. (2012, 10 April ). Contoh dampak positif dan atau negatif dari     

     teknologi komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Diunduh dari
     positif-dan-atau-negatif-dari-teknologi-komunikasi-dalam-kehidupan-
     masyarakat/
Setyawan, R. (2014, 4 Oktober). Perbedaan teknologi masa lalu dan masa    
     sekarang. Diunduh dari

     teknologi-masa-lalu-dan-sekarang-678391.html

Limanus, S. S. (2013, Maret). Teknologi informasi dan komunikasi. Diunduh dari
     tik.html

 

Wikipedia. (2014, 11 November). Teknologi komunikasi. Diunduh dari 
      
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_komunikasi

    
    
    

 

 

 

 








Minggu, 05 Oktober 2014

Eksistensi

Eksistensi 

Pengertian
1. Aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yang khas di tengah makhluk lainnya.
2. Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sebagai eksistensi.
3. Manusia bereksistensi barulah manusia menemukan diri sebagai aku dengan keluar dari dirinya.
4. Pusat diriku terletak di luar diriku. Ia menemukan pribadinya dengan seolah-olah keluar dari dirinya sendiri dan menyibukkan diri dengan apa yang diluar dirinya. 
5. Hanya manusialah bereksistensi. Eksistensi tidak bisa disamakan denang ‘berada’. 
Pohon, anjing berada, tapi tidak berseksistensi.
6. Eksistensialisme dari segi isi bukan satu kesatuan, tapi lebih merupakan gaya berfilsafat.
7. Beberapa tokoh filsafat yang menganut gaya eksistensialisme, adalah 
Kierkegaard, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dan masih banyak lagi
8. Sulit menyeragamkan defenisi mengenai eksistensialisme, karena adanya perbedaan pandangan mengenai eksistensi itu sendiri.
9. Namun satu hal yg sama:
 filsafat harus bertitik tolak pada manusia konkrit, manusia sebagai eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi. 

Ciri- ciri Eksistensialisme
• Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya manusia bereksistensi.
• Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
• Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pada dunia sekitarnya, khususnya pada sesamanya.
•Memberi penekanan pada pengalaman konkrit.


Pandangan Kierkegaard 

1. Soren Aabye Kierkegaard lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di UniversitasKopenhagen, tapi tidak selesai. Saat 3 saudara, ayah, dan ibunya meninggal ia mengalami krisis.
2. Sempat menjauh dari temannya dan agama.
3. Sempat bertunangan dg Regina Olsen, tapi tidak jadi menikah.
4. Dan pada tahun 1849 kembali lagi ke agamanya (Kristen).
5. Meninggal 1855 sebagai orang religius dan dipandang sbg tokoh di gerejanya.
6. Dia dikenal sebagai bapa eksistensialisme, aliran filsafat yang berkembang 50 tahun setelah kematiannya.

Pokok ajaran Kierkegaard
•       Mengkritik  Hegel : Kierkegaard memandang Hegel sebagai pemikir besar, tapi satu hal yang dilupakan Hegel  menurut Kierkegaard  adalah eksistensi manusia individual dan konkret. Manusia tidak dapat dibicarakan ‘padaumumnya’ atau ‘menurut hakekatnya’, karena manusia pada umumnya tidak ada.
•       Yang ada itu adalah manusia konkret yang semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan. 
•       Eksistensi menurut Kierkegaard : merealisir diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
•       Hanya manusia bereksistensi, karena dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya "ada".  Juga Tuhan ‘ada’. Tapi manusia harus bereksistensi, yakni menjadi (dalam waktu) seperti ia (akan) ada (secara abadi).
•       Ada tiga cara bereksistensi: tiga sikap terhadap hidup, yaitu: 

1.    Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yangg dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yg amat bebas. Manusia harus memilih hidup terus dengan kenikmatan atau meloncat ke tingkat lebih tinggi lewat pilihan bebas.
2.    Sikap etis: Sikap menerima kaidah-kaidah moral, suara hati dan memberi arah padahidupnya. Ciri khasnya menerima ikatan perkawinan. Manusia sudah mengakui kelemahannya, tapi belum melihat cara mengatasinya. Bila ia mengakui butuh pertolongan dari atas, maka ia loncat ke sikap hidup religius.
3.    Sikap religius: Berhadapan dengan Tuhan, manusia sendirian. Karena manusia religius percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diri-Nya pada manusia. Percaya model A ialah Allah hadir dimana-mana. Yang sukar adalah percaya model B: percaya bahwa Allah menerima wajah manusiawi dalam Yesus agar bisa berjumpa dengan Dia. Kita percaya model B, bila kita percaya bahwa kita yang lahir dalam waktu bisa menjadi abadi. Kita bisa menjadi sepertiyang kita percayai.

Manusia menjadi seperti apa yang dipercayai nya ?
•       Pernyataan Parmenides hingga Hegel: ‘Berpikir sama dengan berada’ ditolak oleh Kierkegaard, karena menurutnya ‘percaya itu sama dengan menjadi’. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada secara abadi. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yangg pasif, atau sebagai pemain atau individu yang menentukan sendiri eksistensinya dg mengisi kebebasannya.

Waktu dan keabadian
•       Setiap orang adalah campuran dariketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tapi juga terpisah atau terasing dari Allah. Manusia dapat menyatakan YA kepadTuhan dalam iman, atau mengatakan TIDAK.  Jika ia mengatakan YA, ia akan menjadi yang ia ada. Manusia hidup dalamdua dimensi sekaligus, yaitukeabadian dan waktu
Kedua dimensi itu bertemu dalasaat”’. Saat adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dala“saat”, yaitu saat pilihan. 
Pilihan itu suatu loncatan dariwaktu ke keabadian.

Subjektivitas dan Eksistensi Tugas
•       Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta, tapi lebih dari itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yang harus dijalani dengankesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semu. Bila eksistensi suatu tugas, ia harus dihayati sebagai suatu yang etis dn religius. 
Eksistensi sebagai tugas disertai oleh tanggung jawab. Tidak sepertiberada dalam massa, eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan sendiri. Untuk itulah Kierkegaard menganggap subyektivitas dan eksistensi sejati itu suatu tugas.

Publik dan Individu
•       Pendapat umum kerap didukung oleh khalayak ramai yang anonim belaka. Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata.
•       Orang sering berusaha menggabungkan diri dalam kelompok dengan mengumpul tanda tangan. Ini bukti orang itu tidak berani tampil sendiri secaraberarti. Mereka itu orang-orang lemah. Mengandalkan diri padakekuatan numerik. Ini adalah kelemahan etis. Kierkegaard bukan menolak adanya kemungkinan bagi manusia untuk bergabung denganyang lain. 
 Hanya setelah individu itu mencapai sikap etis barulah penggabungan bersama dapat disarankan. Kalau tidak, penggabungan individu yang lemah sama memuakkan seperti perkawinan antara anak - anak”


Pandangan Jean Paul 


Lahir di Paris 1905
1929 menjadi guru
1931-36 dosen filsafat  di LeHavre
1941 menjadi tawanan perang
1942-44 dosen Loycee Pasteur Banyak menulis karya filsafat 
dan sastra.
Dipengaruhi oleh Husserl dan 
Heidegger.

Pemikiran Sartre
Sulit menjabarkan pemikiran filsafat Sartre secara singkat.
 Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri.
  Keberadaan manusia berbeda dg keberadaan benda lain yg tdk punya kesadaran.
Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya.  Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.
Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas. Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggung jawab. Tanggungjawab yg menjadi
beban kita jauh lebih besar 
dari sekedar tanggung jawab 
terhadap diri kita sendiri.

Dibedakan "berada dalam diri" dan "berada untuk diri"
Berada dalam diri = berada an sich, berada dalam dirinya, berada itu sendiri. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre  segala yang berada dalam diri: memuakkan.
 Sementara berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dengan keberadaannya. 
      Bertanggungjawab atas fakta bahwa ia ada. Mis. Manusia bertanggung jawab bahwa ia pegawai, dosen. Benda tidak sadar bahwa dirinya ada, tapi manusia sadar bahwa dia berada. Pada manusia ada kesadaran.
}  Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri.
}  Baru kalau kita secara refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.
}  Tuhan tidak bisa dimintai tanggung jawab . Tuhan tidak terlibat dalam putusan yang diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sebagai makhluk yang bebas dia bertanggung jawab.
}  Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.

Yang mengurangi kebebesan manusia
}  Beberapa kenyataan (kefaktaan) yang mengurangi penghanyatan kebebasan :
1)    Tempat kita berada : situasi yang memberi struktur pada kita, tapi juga kita beri struktur.
2)    Masa lalu : tidak mungkin meniadakannya karena masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
3)    Lingkungan sekitar (Umwelt)
4)    Kenyataan adanya sesama manusia dg eksistensinya sendiri.
5)    Maut: tidak bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.
Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tidak bisa dikurangi atau ditiadakan.

Kebutuhan manusia
}  Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sebagai wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
}  Tubuh sebagai pusat orientasi tidak bisa dipandang sebagai alat sematamata,tapi mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi.

Komunikasi dan Cinta
}  Komunikasi = suatu hal yang apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, karena setiap kali orang menemui orang lain pada akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yang seorang seolah-seolah membekukan orang lain.  Terjadi saling pembekuan sehingga masing-masing jadi objek.
}  Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa karena objektifikasi yang tak terhindarkan.

 sumber : ppt yg dikirimkan sesuai pertemuannya