DEDUKSI
Silogisme adalah suatu bentuk argumentasi yang bertitik
tolak pada premis-premis dan dari premis-premis itu ditarik suatu kesimpulan.Dengan
demikian, silogisme dapat dipahami sebagai suatu jenis penarikan kesimpulan
yang didasarkan pada premis-premis yang sudah diketahui.Maksud dari
premis-premis itu untuk memberikan bukti bahwa kesimpulan itu benar. Premis-premis dari suatu argumentasi deduktif
yang tepat berisi semua bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu
kesimpulan.
Artinya, jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga
harus benar.
Benar salahnya kesimpulan deduktif berdasarkan rujukan
realitas, argumentasi-argumentasi deduktif yang memiliki kekhasan tersendiri.
Argumentasi-argumentasi deduktif dinilai lebih
berdasarkan atas sahih (valid) atau tidak sahih (invalid).
Apa yang dimaksud dengan
kebenaran premis?
Premis dianggap “benar”
apabila sesuai dengan realitas. Sebaliknya premis lah” apabila tidak sesuai
dengan realita.
Misalnya “Semua mahasiswa
Psikologi Untar Pandai”
Pernyataan tersebut dianggap
benar sebab sesuai dengan realitas.
Misalnya”Semua mahasiswa
Psikologi Untar perempuan membenci laki-laki”
Tentunya pernyataan tersebut
dianggap salah sebab tidak semua mahasiswa perempuan membenci laki-laki.
Ciri-Ciri Silogisme
Suatu argumentasi disebut silogisme apabila mengikuti
ciri-ciri sebagai berikut.
- Semua pernyataannya (proposisi) adalah proposisi kategoris.
- Terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.
- Dua premis dan satu kesimpulans ecara bersama-sama memuat tiga term (kata) yang berbeda dan masing-masing trem tampak di dalam dua dari tiga proposisi.
Premis Mayor: Setiap
cendekiawan adalah kaum intelektual
Premis Minor: Psikolog
adalah cendekiawan
Konklusi: Jadi, Psikolog
adalah kaum intelektual.
Argumentasi tersebut dinamakan silogisme karena
argumentasi tersebut terdiri dari 3 ciri tersebut.
Di
mana proposisi hubungan antara subyek dan predikat bersifat langsung, tanpa
syarat. Dengan kata lain pengakuan predikat terhadap subyek bersifat langsung.
Pengakuan predikat “kaum
intelektual” terhadap subyek “setiap cendekiawan” bersifat langsung.
Siilogisme dalam contoh
tersebut terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan, yaitu premis mayor,
Premis minor dan kesimpulan.
Silogisme terdiri dari ketiga
term yang berbeda (term mayor, term minor dan term menengah), serta
masing-masing term muncul dalam dua dari tiga proposisi.
Misalnya, term mayor “kaum
intelektual” terdapat baik pada premis mayor maupun dalam kesimpulan. Term
minor, yaitu “Psikolog”, terdapat di premis minor dan kesimpulan. Dan term
menengah (term penghubung kedua premis) yaitu “cendekiawan” terdapat di premis
mayor maupun premis minor.
Sumber: ppt yang dikirimkan sesuai pertemuannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar