KEBEBASAN
Jiwa dan kebebasan
1. Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia
untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan
perbuatannya
2. Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa
berhubungan dengan kehendak bebas
3. Karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas
4. Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan
merupakan penting humanisme
Seluruh kegiatan manusia di dunia
berjalan menurut keharusan yang bersifat deterministik
Determinisme
fisik-biologis
Determinisme
psikologis
Determinisme
sosial
Determinisme
teologis
Kebebasan
sebagai eksistensi manusia
Kelemahan determinisme:
Menyangkal
sifat multidimensional dan paradoksal manusia (paradoks tidak meniadakan
kebebasan juga keharusan, bukan?)
Menyangkal
bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya
Menafikan
adanya tanggung jawab (tak relevan menuntut tanggung jawab atas kesalahan,
bukan?)
Apa arti kebebasan?
Pengertian umum/Kebebasan
negatif/tidak ada hambatan (tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada
halangan, tidak ada aturan). Tapi ini bukan kebebasan eksistensial
Pengertian khusus/kebebasan
eksistensial
Penyempurnaan
diri (ingat filsafat proses Whitehead?)
Kesanggupan
memilih dan memutuskan
Kemampuan
mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan (kebebasan/hak-hak dasar seperti
ditegaskan Franz Magnis-Suseno)
Jenis-jenis kebebasan
- Kebebasan horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dan kebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
- Kebebasan eksistensial (kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain, kebebasan
- Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial
- Melibatkan pertimbangan
- Mengedepankan nilai kebaikan
- Menghidupkan otonomi
- Menyertakan tanggung jawab
- Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif
4 alasan adanya pembatasan
kebebasan sosial:
1. Menyertakan
pengertian
2. Memberi
ruang bagi kebebasan eksistensial
3. Menjamin
pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
4. Terkait
dengan hakikat manusia sebagai mahkhluk sosial
Filsafat Yunani tidak memberikan
jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena
1. Adanya
pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib”, “kehendak mutlak” yang
mengatasi manusia dan para dewasa, yang secara sadar atau tidak sadar
menentukan tindakan. Jadi, tak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya
2. Menurut
pemikiran Yunani, manusia adalah bagian alam maka harus mengikuti hukum umum
yang mengaturnya
3. Manusia
terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis
Sejarah perkembangan masalah
kebebasan
Zaman abad pertengahan, masalah
kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
Zaman modern, perspektif
teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
Era kontemporer (pascamodern?),
kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial
Kebebasan dalam pemikiran Timur
cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari
kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri
Sumber: Ppt yang dikirimkan sesuai pertemuannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar