Sabtu, 20 September 2014

KEBENARAN



KEBENARAN


APA ITU KEBENARAN ?

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengarkan ungkapan: “meskipun kebenaran itu mahal harganya saya akan tetap menegakkannya”. “Saya rela mati untuk membela kebenaran”

Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa kebenaran itu sangatlah penting dan berharga bagi kita.


PENGERTIAN KEBENARAN

kebenaran sebagai sifat pengetahuan yang disebut kebenaran epistemologis. Lawan dari kebenaran yaitu salah.

kebenaran secara umum yaitu kesesuain antar apa yang dipikirkan dan atau dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguh nya. Jadi suatu pengetahuan dinilai kebenerannya jika sesuai dengan kenyataan.

Kenyataan menjadi suatu ukuran dalam menentukan penilaian

kata Yunani untuk kebenaran yaitu aletheia



PENGERTIAN KEBENARAN MENURUT PLATO

Menurut Plato bahwa selama kita terikat pada “yang ada” dan tidak masuk pada “adanya dari yang ada”, kita belum berjumpa dengan kebenaran, karena “adanya” itu masih tersembunyi.

Baru ketika selubung yang menutupi itu “semua yang ada” itu disingkapkan sehingga terlihat oleh mata batin kita, maka terbukalah “adanya” atau bertemulah kita dengan kebenaran



Kebenaran dalam konsep Plato dimengerti sebagai terletak pada obyek yang diketahui, atau pada apa yang dikejar untuk diketahui.

Menurut Plato bahwa kebenaran sebagai ketidaktersembunyiaan adanya itu tidak dapat dicapai manusia selama hidupnya di dunia ini.



MENURUT ARISTOTELES




Menurut Aristoteles kebenaran terletak pada kualitas pernyataan yang dibuat oleh subjek penahu ketika dirinya menegaskan suatu putusan entah secara afirmatif atau negatif. Dalam hal ini kebenaran dimengerti sebagai kesesuaian antara subjek si penahu dan objek yang diketahui.


Menurut kaum positivisme logis kebenaran terbagi menjadi dua jenis:

  1.  Kebenaran faktual : kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual didunia nyata  sebagaimana dialami manusia secara inderawi. Suatu kebenaran tidak mutlak tapi tetap diterima sejauh belum ada altermatif pandangan lain yang menggurkannya.
  2.  Kebenaran nalar : kebenaran bersifat tautologi ( pengulangan gagasan ) tidak menambah pengetahuan namun membantu kita dalam memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia serta membantu kita untuk memperoleh kebenaran factual


Menurut Thomas Aquinas maka kebenaran dibagi menjadi dua

  1. Kebenaran ontologis : kebenaran yang terdapat dalam kenyataan, entah spritual atau material yang meskipun ada kemungkinan untuk diketahui
  2. Kebenaran logis : kebenaran yang terdapat dalam akal budi manusia si penahu, dalam bentuk adanya kesesuaian antara akal budi dengan kenyataan.

KEDUDUKAN KEBENARAN

      Kedudukan kebenaran pengetahuan dalam pandangan Platonis lebih diletakkan dalam obyek atau kenyataan yang diketahui. sedangkan Aristotelian dalam subyek yang mengetahui.

  Kedudukan kebenaran dalam tradisi Aristotelian lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.


  Dalam kenyataan hidup sehari-hari pernyataan-pernyataan yang dianggap benar walaupun memang menjadi tempat kedudukan kebenaran, namun hal itu hanya terjadi apabila kenyataan yang sesungguhnya tersingkap di dalamnya.
     Kaum Eksistensial menyatakan bahwa kebenaran (kebenaran eksistensial) merupakan apa yang secara pribadi berharga bagi subyek konkrit yang bersangkutan dan pantas untuk dipegang teguh dengan penuh kesetiaan.
  Kalau kebenaran ilmiah bersifat eksternal terhadap subyek, maka kebenaran eksistensial bersifat internal terhadap subyek.
  Dalam arti si subyek secara langsung terlibat dalam perkara yang dinilai atau dipertaruhkan.
    Kebenaran pada akhirnya berada dalam relasi antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui.
      Bagi manusia sebagai mahkluk yang terbatas, kebenaran sebagai ketersingkapnya kenyataan sebagaimana adanya. Dan, itu ternyata tidak dapat disaksikan secara sekaligus dan menyeluruh.


KESAHIHAN DAN KEKELIRUAN

Kekeliruan perlu dibedakan dengan kesahihan.

Pada umunya kekeliruan berati menerima sebagai benar apa yang dinyatakan salah atau menyangkal apa yang senyatanya benar.

Kekeliruan adalah segala sesuatu yang menyangkut tindakan kognitif subyek penahu, sedangkan kesalahan adalah hasil dari tindakan tersebut.



Kekeliruan muncul akibat kegagalan dalam mengidentifikasi bukti yang tepat, menganggap bukti sudah mencukupi padahal belum atau sebaliknya menganggap bukti belum cukup padahal sudah.

Kekeliruan dapat dikarenakan gegabah dalam menegaskan putusan tentang suatu perkara.  

Faktor yang dapat memungkinkan terjadinya kekeliruan misalnya kompleksitas atau kekaburan perkara yang menjadi persoalan.


FAKTOR KEKELIRUAN

  1. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau keseluruhan proses  kegiatan mengetahui
  2. Sikap takut salah yang keterlaluan atau sebaliknya sikap terlalu gegabah dalam melangkah. Sikap yang pertama menyebabkan orang menganggap belum cukup bukti untuk dapat menerima kebenaran padahal sebenarnya sudah cukup, sedangkan sikap yang kedua terlalu cepatr merasa cukup menegfaskan benar atau salah, padahal belum cukup bukti.
  3. Kerancuan atau kebingungan akibat emosi, frustasi, perasaan yang entah mengganggu konsentrasi  atau membuat kurang terbuka terhadap bukti-bukti yang tersedia
  4. Prasangka dan bias-bias, baik individu maupun sosial.
  5. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan logia.
Sumber: ppt yang dikirimkan sesuai pertemuannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar